Intelegent Quotient (IQ) merupakan nilai yang menunjukkan tingkat
kecerdasan seseorang berdasarkan perbandingan dengan sesama manusia
dalam satu populasi. Cara mengetahui tingkat IQ biasanya dilakukan
psikotest dari pelbagai metode. Tingkatan ini berbeda-beda sesuai dengan
metode tes digunakan. Misalnya Stanford-Binet mengklasifikasikan IQ
normal pada kisaran 85-115, sementara IQ normal versi Lewis Terman
berada di angka 90-109.
Sementara IQ di bawah angka itu tergolong rendah. Seseorang yang
berada di klasifikasi 70-79 merupakan yang terendah atau IQ dimiliki
penyandang keterbelakangan mental.
Namun lima negara ini ternyata memiliki tingkat IQ lebih rendah dari
angka paling rendah yang sudah diklasifikasi dua metode tadi. Kasarnya
IQ ini mungkin tergolong jongkok. Penyebabnya bermacam-macam, namun
kondisi sosial masyarakat amat berpengaruh dalam pembentukan IQ ini.
Dilansir dari situs therichest.com, negara mana saja yang memiliki populasi ber-IQ jongkok? Berikut ulasannya.
Guinea
Guinea tengah dihantam virus Ebola menyebar seantero negeri namun ada
yang lebih parah dari itu yakni IQ sangat jongkok. Tingkat rata-rata
kecerdasan mereka hanya 59.
Guinea selain dihadapkan dengan permasalahan kurangnya kecerdasan
warga, mereka juga menghadapi fakta menyedihkan dalam kehidupan. Hak
asasi penduduknya berada di tingkat mengerikan, seperlima dari anak-anak
meninggal sebelum berumur lima tahun. Uang untuk pendidikan di bawah
satu persen. Korupsi di sana lebih parah dari apa yang terjadi di Indonesia.
Santa Lusia
Santa Lusia merupakan negara kecil di Kepulauan Karibia. Luas
wilayahnya hanya 383 kilometer persegi, lebih kecil dari Ibu Kota
Jakarta, Indonesia yang seluas sekitar 662 kilometer persegi.?
Jumlah pendapatan kotor negara ini cukup baik yakni sekitar Rp 14,1
triliun per tahun. Pendidikan digratiskan namun memang warga tak
bersemangat untuk sekolah. Mereka nyaman bekerja dan hidup tanpa harus
punya pendidikan. Rata-rata kecerdasan mereka di angka 62.
Sierra Leone
Sierra Leone satu dari beberapa negara Afrika yang juga pernah
dihantam perang sipil memperebutkan tanah-tanah penghasil berlian.
Negara kecil ini dijajah asing yang mengambil harta mereka demi
membiayai perang.
Saat perang darah berlian itu terjadi sekolah-sekolah banyak yang
hancur, walau banyak juga yang sudah dibangun namun memiliki efek
negatif pada sistem pendidikan di negara itu. Universitas hanya ada tiga
dan harus bisa menampung sekitar enam juta warga masih bersekolah. Ini
berbanding jauh dengan di Amerika Serikat yang memiliki sekitar 4.500
perguruan tinggi.
Mozambik
Mozambik secara wilayah cukup besar berada di sudut selatan benua
Afrika. Pertumbuhan pendapatan negara ini berangsur-angsur membaik
beberapa tahun terakhir namun warganya masih menderita kemiskinan.
Kualitas dan harapan hidup jauh asap dari api. Jumlah anak-anak tak
bersekolah dan para dewasa yang juga tidak berpendidikan membuat
rata-rata IQ negara ini hanya 64.
Meski sama dengan Gabon namun keburukan pemerintah Mozambik lebih
parah lantaran dana pendidikan sering dikorupsi. Mozambik juga pernah
diperparah dengan perang sipil pada 1992 merenggut satu juta jiwa.
Sekolah hanya sedikit juga perguruan tinggi. Kalaupun ada letaknya jauh
di kota, mereka yang tinggal di desa tak terjangkau pendidikan.
Gabon
Gabon merupakan negara kecil di Afrika Tengah. Meski penghasilan
kotor warga relatif lumayan yakni sekitar Rp 170 ribu per orang dan
anggaran disisihkan untuk pendidikan sekitar 10 persen namun sekolah
amat jarang dan penuh sesak.
Gabon mempunyai kebijakan pendidikan wajib dan gratis mulai anak usia
enam tahun hingga 16 tahun. Namun banyaknya murid tidak ditunjang
dengan fasilitas mumpuni. Guru di sana juga sedikit dan kurikulum yang
digunakan tidak sesuai standar internasional. Ini menempatkan IQ
rata-rata populasi Gabon berada di angka 64.
0 komentar:
Posting Komentar